Thursday, March 24, 2011

DETASEMEN BRAVO 90 (DENBRAVO 90) TNI AU

Detasemen Bravo 90 atau disingkat dengan DEN BRAVO 90 dapat dikatakan sebagai satuan elite paling muda di lingkup TNI. Satuan khusus milik TNI AU ini dibentuk pada tahun 1990. Dasar pemikiran pembentukan satuan ini adalah inti dari konsep Jenderal Guilio Douchet seorang ahli strategi pertempuran matra udara dari Italia, yang menyatakan bahwa jalan termudah dan tercepat menghancurkan kekuatan udara musuh adalah dengan menyerang pangkalan udaranya dari pada melakukan pertempuran di udara atau yang dikenal dengan istilah "dog fight"

Dari dasar ini, Bravo 90 diarahkan menjalankan tugas intelijen dalam rangka mendukung operasi udara, menetralisir semua potensi kekuatan udara lawan serta melaksanakan operasi-operasi khusus sesuai kebijakan Panglima TNI.
Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit ­ 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama. Dari perkembangan pembentukan awal tersebut akhirnya pada tanggal 9 September 1999, dilaksanakan upacara pengukuhan Detasemen Bravo dengan penyerahan tongkat komando.

Perekrutan dilakukan melalui proses Pendidikan yang dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan, bertempat di Wing III/Diklat Paskhas Satdik 02 Lanjut dan Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Paskhas dan personel aktif di skadron/Wing, mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan serta kesehatan. Peluru tajam digunakan dalam latihan tahap akhir untuk menciptakan mental pasukan yang penuh perhitungan, cermat, cepat sekaligus tepat dalam bertindak.

Setelah lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standard Bravo lainnya.. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll

Latihan dilakukan diberbagai tempat, yaitu :
  • pusat latihan penyerbuan pesawat GMF Sat-81 Gultor
  • pusat latihan Denjaka untuk latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai
  • Pusat sarana latihan Kopaska untuk latihan UDT (under water demolition),
  • Pusdikzi Gegana, Polri untuk latihan penjinakan bahan peledak.
Den Bravo-90 melengkapi personilnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia.

Ada 3 tim dalam detasemen ini yang disebut Alfa 1,2 dan 3, denan spesialisasi bidang sebagai berikut :
  • Alfa 1 mempunyai spesialisasi intelijen.
  • Alfa 2 berkualifikasi spesialisasi perang kota/hutan
  • Alfa 3 spesialisasi Counter Terrorism.
Ditambah dengan Tim Bantuan Mekanik untuk pemeliharaan senjata dan peralatan serta tim khusus plus tim pelatih

Dengan kekuatan personel berjumlah 124 orang, Detasemen yang bermarkas di MAKOPASKHASAU Lanud Margahayu Bandung ini dilengkapi dengan persentaan sebagai berikut :

Glock 17 dan Glock 19

SIg Sauer P226

Benelli M4 Super 90

H&K MP5SD3 dan H&K MP5K-PDW


M16A4


SIg SG552, SIG SSG-3000, SIG SHR-970


PGM HECATE II


SAR-21


M4A1


Steyr AUG A1/A2
Serta didukung dengan kendaraan tempur yaitu :

Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)

 Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) rakitan PT.DI dengan menggunakan teknologi Mazda dan didukung oleh mesin diesel dari Ford Ranger dengan kapasitas 3000cc

No comments:

Post a Comment